--> SELAT GIBLATAR : DUA AIR LAUT TIDAK BERSATU | LAYAK DIBUKA

Kamis, 07 Juli 2016

SELAT GIBLATAR : DUA AIR LAUT TIDAK BERSATU

| Kamis, 07 Juli 2016
Selat adalah lautan yang memisahkan antara pulau dengan pulau, untuk itu artikel kali ini akan dibahas info unik dan menarik mengenai pertemuan dua air laut yang tetap berbeda dan keberadaanya diungkapkan dalam Al-Quran sebagai bukti kebenaran dan mukjizat Al-Quran, berikut info unik dan menariknya

Selat Gibraltar, adalah selat yang memiliki dua warna air laut, Didalam Al-Qur'an lautan ini, dijelaskan dalam Q.S Ar-Rahman (55) ayat : 19-22, serta Q.S Al-Furqan (25) ayat 53" Dan membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing, maka nikmat Alloh manakah yang kamu dustakan. Dari keduanya keluar mutiara dan marjan  (Q.S Ar-Rahman (55) ayat : 19-22) "Dan Dialah Alloh yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan) yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit: dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi (Q.S Al-Furqan (25) ayat 5).

Apabila melihat kejadian tersebut, jangankan masyarakat awam, kalangan akademisi pun takjub dibuatnya. Sebab, keberadaan selat tersebut penuh dengan keajaiban, Apabila dipikir bagaimana mungkin disatu laut ditemukan dua warna air yang berbeda? Tapi, itulah kenyataannya setelah dikaji dan dicermati dengan seksama, keterangan dari Al-Quran dan para ilmuwan berhasil mengungkapnya. Keberadaan tempat tersebut yakni di Selat Gibraltar yang menghubungkan antara lautan mediterania dengan Samudera Atlantik serta memisahkan antara Spanyol dengan Maroko.

Nama Gibraltar sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu Jabal Thariq yang artinya Gunung Thariq. Nama ini merujuk pada Jenderal Muslim yaitu Thariq Bin Ziyad yang berhasil menaklukan Spanyol pada tahun 711 M.

Di selat Gibraltar ini terdapat pertemuan dua jenis iar laut yang berbeda warna. Seperti ada garis pembatas yang memisahkan antara keduanya. Satu bagian berwarna biru agak gelap, dan pada bagian lain warna biru tampak lebih terang.

Menurut penjelasan dari para ahli kelautan seperti Wiliam W Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder, AS dan mantan dekan Sekolah Kelautan Rosentiel dan Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida, AS, dan Prof.Dorja Rao, seorang spesialis Geologi kelautan dan dosen di Universitas King Abdul Aziz, Jedah mengungkapkan bahwa air laut yang terletak di selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik yang berbeda baik dari kadar garamnya, suhunya, serta kerapatan air laut tersebut.

Dan seperti yang diungkapkan dalam Qs. Al-Furqon (25) ayat 53. yang satu bagian rasanya tawar dan segar, sedangkan bagian lain rasanya asin, dan pahit. Dan diantara keduanya tak pernah saling bercampur (bersatu sama lain), seolah ada dinding tipis yang memisahkannya.

Bahkan hebatnya lagi, kedua air laut itu dibatasi oleh dinding pemisah. Bukan dalam bentuk dinding tebal, akan tetapi pembatasnya adalah air laut itu sendiri. Dinding pemisah itu bergerak diantara dua lautan dan dinamakan dengan (front) jabhah yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan adanya pemisah ini setiap lautan akan memelihara karakteristiknya sesuai dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan tersebut.

Pada tahun 1873 M/1283 H. Para Ilmuwan Inggris dalam Ekspedisi Laut Chalengger, menemukan bukti bahwa adanya perbedaan diantara sampel-sampel air laut yang diambil dari berbagai lautan. Dari situ manusia dapat mengetahui bahwa air laut itu berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainnya, baik dari hal kadar garam, temperatur, jenis, berat, dan biota laut yang hidup dan yang lainnya. 

Lalu mengapa lautan tersebut tidak dapat bersatu atau bercampur?
Pertama kali jawaban itu muncul di lembaran buku-buku Ilmiah pada tahun 1942 M/1361 H. Studi yang mendalam tentang karakteristik lautan menyingkp adanya lapisan lapisan air pembatas yang memisahkan antara lautan-lautan itu berbeda, dan berfungsi memelihara karakteristik khas setiap lautan dalam hal kadar berat jenis, kadar garam, biota laut, suhu, dan kemampuan dalam melarutkan oksigen.

Setelah tahun 1962, diketahui bahwa fungsi batas-batas laut tersebut dalam mengolah aliran laut yang menyebrang dari satu laut ke laut yang lain sehingga air laut yang satu tidak melampaui air laut lainnya. Dengan demikian lautan-lautan tersebut tidak akan bercampur aduk karena setiap lautan menjaga karakteristiknya masing-masing dan batas batas wilayahnya karena adanya pembatas-pembatas tersebut, dan karena adanya dinding pemisah dan perbedaan warna itu pula, maka hewan yang hidup di laut berwarna kebiruan dan asin, tak bisa hidup di laut yang airnya tawar demikian pula sebaliknya.

Related Posts