--> Bunga Cantik Paling Mematikan | LAYAK DIBUKA

Rabu, 15 Februari 2017

Bunga Cantik Paling Mematikan

| Rabu, 15 Februari 2017
Bunga telah lama menjadi simbol cinta atau kasih sayang karena kecantikan dan keindahannya. Bunga menjadi barang yang biasa dibawa atau diberikan saat menjenguk orang sakit, orang terkasih, hadiah ulang tahun, atau perayaan lain seperti wisuda, dan perayaan spesial yang lain. Bunga tertentu identik dengan makna tertentu dan menjadi wakil kita untuk mengungkapkan perasaan yang tak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Namun di balik keindahannya, bunga juga bisa membunuh orang seketika. Tidak semua bunga yang indah boleh dipetik dan dijadikan hadiah. Karena beberapa di antaranya diketahui memiliki racun mematikan. Berikut bunga cantik paling mematikan:

1. Lily of the valley
Lily of the valley
Lily of the valley terlihat sangat cantik dan tampak tidak berbahaya dengan bunganya yang berwarna putih, mungil, dan bentuknya yang mirip lonceng terbalik. Namun jangan tertipu dengan penampilannya. Bunga dengan nama resmi Convallaria majalis ini ini sangatlah beracun. Walau dikenal sebagai bunga yang melambangkan cinta suci, kesetiaan, dan ketulusan, bunga putih ini memiliki racun yang sangat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih. Bunga cantik ini mengandung racun glikosida untuk melindungi diri dari serangan hewan pemakan bijinya. Sebagai gambaran, racun yang terkandung di dalam lily of the valley dapat menyebabkan kerusakan sistem peredaran darah dan merusak pencernaan. Dosis kecil dapat menyebabkan muntah, diare, mual, dan sakit perut. Sedangkan dalam dosis besar racun di dalam lily of the valley bisa menyebabkan kematian. Bunga ini banyak tumbuh di Inggris bagian utara dan digunakan oleh Kate Middleton sebagai bunga pengantin di acara pernikahannya.

2. Milkweeds
Milkweeds
Warnanya boleh ungu dan cantik dan menjadi sumber nektar bagi lebah dan kupu-kupu. Namun milkweeds atau asclepias mengandung racun yang dapat menyebabkan kematian. Milkweeds telah berkembang menjadi 140 spesies. Bunga ini mungil dan getahnya mengandung alkaloid dan kardenoloid, sejenis senyawa basa yang sering digunakan sebagai bahan obat. Tentu saja penggunaan getah ini tidak boleh sembarangan. Karena jika tidak diolah dengan benar, justru bisa menjadi racun. Milkweeds mempunyai 3 pola pertahanan untuk mencegah kerusakan yang disebabkan oleh ulat yaitu rambut yang terdapat di daun, racun kardenoloid, dan cairan lateks. Jika racun milkweeds secara tak sengaja tertelan oleh seseorang, efek yang dapat terjadi adalah dermatitis ringan atau gangguan kulit hingga dapat menyebabkan kematian. Orang Amerika Selatan dan Afrika jaman dulu mengoleskan getah bunga ini pada ujung panah mereka sebagai racun untuk memanah hewan buruan. Milkweeds bisa menyebabkan kematian pada hewan jika racunnya tertelan sebanyak 10% dari berat tubuhnya. Tak hanya bunganya, seluruh bagian dari tanaman milkweeds sangat beracun. Positifnya bunga ini akan menghasilkan bau yang harum yang akan mengalahkan harumnya bunga-bunga lain. Karena itu milkweeds banyak dimanfaatkan untuk berternak kupu-kupu. Selama Perang Dunia 2, sejumlah besar milkweeds digunakan sebagai pengganti kapuk di Amerika Serikat. Pada 2007, milkweeds ditanam secara komersil sebagai pengisi bantal hypoallergenic.

3. Ranunculus
Ranunculus
Sekilas bunga cantik ini mirip mawar. Namun ranunculus bukanlah keluarga mawar. Ia dikenal sebagai buttercupsspearworts, atau water crowfoots. Ranunculus memiliki warna beragam mulai dari merah, oranye, kuning, dan putih. Karena kecantikannya ranunculus sering digunakan sebagai bunga hias. Namun penggunaannya harus diawasi dengan ketat. Karena bunga ini mengandung racun mematikan bagi hewan dan manusia. Semua spesies ranunculus beracun jika dimakan segar oleh sapi, kuda, atau ternak lain. Tapi mulut yang melepuh menyebabkan bunga ini akhirnya tidak dimakan. Gejala dari keracunan bunga ini antara lain diare disertai darah, liur berlebih, rasa nyeri pada perut, mulut melepuh, dan rusaknya selaput lendir pada sistem pencernaan. Dalam beberapa kasus, kematian menjadi efek paling buruk dari bunga cantik ini. Tak hanya dikonsumsi, bunga ini pun memberikan efek samping ketika disentuh. Saat dipegang bunga ini akan mengeluarkan zat bernama protoanemonin yang dapat menyebabkan dermatitis atau gangguan kulit pada manusia. Itulah mengapa tidak disarankan kontak langsung memegang tanaman ini melainkan menggunakan sarung tangan. Efek racun pada bunga ini dapat berkurang jika dikeringkan.

4. Nerium oleander
Nerium oleander
Keseluruhan bagian tanaman yang bunganya berwarna merah ini mengandung racun. Tidak diketahui secara pasti asal dari tanaman ini, meskipun dipercaya tanaman ini berasal dari Asia Barat Daya. Oleander adalah salah satu tanaman budidaya paling beracun. Oleander dapat tumbuh setinggi 2-6 meter. Meskipun diketahui beracun, nerium oleander dibudidayakan atau ditanam di beberapa area tropis dan subtropis di seluruh dunia. Racun dari oleander tidak berpengaruh pada beberapa invertebrata seperti ulat dari ngengat polkadot, dan larva kupu-kupu. Mereka hidup dengan memakan daun oleander dan tidak terpengaruh oleh racunnya. Tapi hal ini tidak berlaku pada laba-laba dan lebah. Oleander tumbuh dengan baik di daerah subtropis yang hangat dan banyak dipakai sebagai bunga hias di sepanjang jalan tol California dan Texas karena perawatannya yang mudah. Di negara beiklim dingin oleander dikembangkan di rumah kaca dan telah menghasilkan tanaman dengan bunga beraneka warna seperti merah, merah muda, kuning, dan oranye, berbeda dengan yang ditanam di alam liar. Penelitian untuk menjadikan Nerium oleander sebagai obat kanker dinyatakan gagal dan malah menyebabkan efek samping yang merugikan. Oleander dianggap sebagai tanaman racun terutama bagi hewan saat dikonsumsi dalam jumlah banyak. Hal ini karena kandungan oleandrin dan oleandrigenin atau biasa disebut cardiac glikosid yang dapat menyebabkan keracunan jika tertelan. Penelitian pada tanaman ini menghasilkan kesimpulan bahwa tikus dan burung tidak terpengaruh oleh racunnya sementara mamalia seperti anjing dan manusia sensitif terhadap cardiac glikosid. Efek yang terjadi jika tertelan tanaman ini adalah gangguan sistem pencernaan, jantung, dan sistem syaraf pusat. Keracunan pada sistem pencernaan dapat menyebabkan mual dan muntah, air liur berlebih, sakit perut, dan diare disertai darah. Keracunan pada jantung menyebabkan denyut jantung tidak teratur, pucat dan dingin karena sirkulasi yang tidak teratur. Keracunan pada sistem syaraf pusat menyebabkan mengantuk, tremor atau otot-otot gemetar, kejang, koma, bahkan dapat menyebabkan kematian.

5. Belladona
Belladona
Dikenal dengan nama deadly nightshade, bunga yang merupakan bagian dari family solanaceae ini berasal dari Eropa, Afrika Utara dan Asia Barat. Daun dan buah Belladona sangat beracun, yang disebut alkaloid tropane. Racun ini terdiri dari atropin, skopolamin, dan hyoscyamine yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan halusinasi. Belladona memiliki sejarah panjang pemakaiannya sebagai obat, kosmetik, dan racun. Sebelum abad pertengahan digunakan sebagai anestesi saat operasi. Orang Romawi kuno menggunakannya sebagai racun yang digunakan dalam pembunuhan dan untuk membuat ujung panah beracun. Sebagai kosmetik, rempah dari tanaman ini digunakan oleh wanita Italia jaman dahulu sebagai tetes mata untuk melebarkan pupil mata agar penampilan mereka tampak menggoda. Belladona adalah salah satu tanaman paling beracun. Semua bagian tanaman mengandung alkaloid tropane. Buahnya sangat berbahaya bagi anak-anak karena terlihat menarik dan rasanya agak manis. Konsumsi 2-5 buahnya dapat menyebabkan kematian pada orang dewasa. Pada umumnya akar menjadi bagian paling beracun, tergantung dari jenis spesiesnya. Sehelai daun yang tertelan juga dapat berakibat fatal bagi orang dewasa. Gejala keracunan belladona antara lain pupil mata melebar, kepekaan terhadap cahaya, penglihatan kabur, denyut jantung lebih cepat, kehilangan keseimbangan, sakit kepala, ruam, kemerahan, mulut dan tenggorokan kering, bicara cadel, retensi urin, kebingungan, halusinasi, kehilangan kesadaran, dan kejang-kejang.

6. Aconitum
Aconitum
Nama lain dari bunga ini adalah mongshoodmousebane, dan devil's helmet atau helm setan yang terdiri dari 250 spesies. Aconitum adalah tanaman berbunga yang masuk dalam family Ranunculaceae dan dapat ditemukan terutama di bagian bumi utara. Sebagian besar spesies sangat beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Gejala keracunan dari tanaman ini segera muncul dalam waktu kurang dari sejam dan jika fatal bisa diikuti dengan kematian dalam 2-6 jam kemudian. Tanda awal keracunan di sistem pencernaan adalah mual, muntah, dan diare diikuti dengan sensasi terbakar, kesemutan, mati rasa di mulut dan wajah, serta rasa terbakar di perut. Pada kasus keracunan berat gejala ini dapat menyebar ke seluruh tubuh. Gejala lain yang dapat terjadi dari keracunan tanaman ini adalah berkeringat, pusing, sesak napas, sakit kepala, dan kebingungan. Keracunan juga dapat terjadi stelah memetik daun tanpa sarung tangan. Racun aconitine diserap dengan mudah melalui kulit. Jika hal ini terjadi gejala keracunannya adalah kesemutan yang berawal dari titik tersentuhnya kulit dengan racun, merembet ke lengan dan bahu, kemudian jantung akan terpengaruh. Kesemutan kemudian diikuti dengan mati rasa.

7. Autumn crocus
Autumn crocus
Autumn crocus disebut juga Colchicum autumnale atau meadow saffron berasal dari Inggris dan Irlandia. Bunga ini justru mekar di musim gugur. Umbi bola dari autumn crocus mengandung colchicine yang disetujui oleh FDA Amerika Serikat untuk pengobatan asam urat dan demam Mediterania. Sebuah senyawa kimia sintetik yang mirip dengan kandungan autumn crocus dikembangkan untuk mengobati beberapa jenis kanker pada tikus seperti kanker payudara, usus, paru-paru dan prostat, dikombinasikan dengan obat doxorubicin. Autumn crocus mematikan karena kandungan colchicine-nya. Gejala keracunan colchicine mirip dengan arsenik dan belum ditemukan penawarnya.

Related Posts