BADAK jawa berbeda dengan badan sumatra dan jenis badak lainnya di dunia. Seperti diketahui, saat ini di dunia terdapat lima jenis badak. Dari lima jenis badak itu, di Indonesia terdapat dua jenis badak di antaranya.
Kelima badak di dunia itu adalah badak putih (Ceratotherium simum), badak hitam (Diceros bicornis), badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis), badak india (Rhinoceros unicornis), dan badak jawa (Rhinoceros sondaicus). Pada spesies terakhir, jika dilihat dari taksonomi nama latinnya, badak jawa sebenarnya lebih tepat disebut sebagai badak sunda.
Badak jawa hidup di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon yang hari ini berusia 25 tahun. Google bahkan membuat doodle khusus tentang Hari Jadi ke-25 Taman Ujung Kulon atau 25th Anniversary of Ujung Kulon Park, Minggu 26 Februari 2017.
Berbeda dengan badak sumatra yang memiliki dua cula, badak jawa hanya memiliki satu cula. Badak menjadi salah satu hewan yang paling banyak diburu karena culanya. Cula badak diperjualbelikan di pasar gelap dengan harga tinggi. Banyak yang percaya bahwa cula badak mengandung banyak khasiat, terutama dalam ilmu pengobatan alternatif Tiongkok, meski dalam kenyataanya cula badak hanyalah lapisan tanduk biasa dengan kandungan protein yang kurang lebih sama dengan protein pembentuk rambut dan kuku pada manusia.
Berikut adalah sejumlah fakta tentang badak jawa:
- Nama latin: Rhinoceros sondaicus
- Subispesies: Rhinoceros sondaicus sondaicus (di Taman Nasional Ujung Kulon), Rhinoceros sondaicus annamiticus (di Vietnam, sudah punah), dan Rhinoceros sondaicus inermis (di India, Bangladesh dan Myanmar, sudah punah).
- Ukuran: kepala hingga ekor 300-320 cm; tinggi bahu 160-175 cm; panjang ekor 70 cm; panjang cula 150-250 mm
- Berat: 1.500-2.000 kg
- Warna: abu-abu
- Cula: jantan memiliki satu cula, betina punya cula yang sangat pendek atau tak bercula sama sekali
- Luas homerange (daerah jelajah): 500 ha, bersifat soliter
- Reproduksi: masa kehamilan sekitar 16 bulan, satu anak tiap melahirkan
- Perkiraan umur: 30-40 tahun.***