Kamu suka jalan-jalan ke pantai tapi bawaannya suka pusing kalo lagi di tengah keramaian? Pantai Uluwatu bisa jadi alternatif buatmu, travelers. Pantai tersembunyi ini ‘nama lengkap’nya sih Pantai Suluban Uluwatu, namun lebih banyak dikenal sebagai Pantai Uluwatu. Cocok banget untuk kamu yang nggak terlalu demen keramaian macam Pantai Kuta yang tersohor dan penuh manusia itu.
Beda dengan pantai-pantai di Bali pada umumnya yang terletak di pinggir jalan raya, kamu perlu sedikit berjuang untuk mencapai pantai berpasir putih ini. Jarak dari Pantai Kuta ke Pantai Uluwatu adalah sekitar 25 km arah selatan, dan cara paling asoy datang ke sini adalah dengan menyewa sepeda motor, travelers. Kenapa? Kalo naik sepeda motor kamu bisa menikmati pemandangan sekitar yang oke punya, atau berhenti sebentar buat foto-fotoan.
“Perjuangan” menuju Pantai Uluwatu
Kamu udah memarkir sepeda motor di lapangan parkir pantai, tapi kenapa Pantai Uluwatu nggak kunjung kelihatan ya? Nah, travelers, dari sini kamu masih harus menuruni anak tangga yang panjangnya sekitar 200 meter dari tempat parkir.
Abis itu kamu masih harus menuruni anak tangga lain yang lebih sempit sepanjang 50 meter. Karena sempit, para turis harus bergantian naik atau turun di anak tangga ini saat menuju Pantai Uluwatu. Apalagi kalo sedang musim liburan, antreannya mirip antre BBM lho travelers.
Uniknya, anak tangga ke Pantai Uluwatu ini jadi semacam terowongan alami karena berada di tengah-tengah dua bukit karang yang cukup tinggi. Menurut bli-bli (kakak dalam bahasa Bali) di sekitar, itulah sebab kenapa pantai ini disebut Pantai Suluban yang berasal dari kata ‘mesulub’, atau berjalan melewati sesuatu di atas kepala manusia.
Kalo fisik lagi nggak memungkinkan atau lagi kurang sehat, pasti kerasa capek, letih dan lesu selama perjalanan menuju Pantai Uluwatu. Tapi, jangan putus asa ya, travelers. Soalnya pemandangan fantastis Pantai Uluwatu udah menunggu kamu di ujung terowongan, dan semua kelelahanmu dijamin lenyap tak berbekas!
Yah siapa sih yang enggak berdecak kagum memandang laut yang semuanya berwarna biru sejauh mata memandang dan pasir warna putih yang lembut di kaki. Persis seperti foto Pantai Uluwatu Bali yang kamu lihat di laman ini, travelers. Tapi .. kenapa di pantai Uluwatu ini lebih banyak mas-mas dan mbak-mbak bule daripada yang lokal ya?
Pantai Uluwatu, terutama di Suluban dihiasi banyak batu karang di sisinya dan nggak ada batu karang lain di lepas pantai. Ini membuat ombak pantai yang juga kondang dengan nama Pantai Blue Point ini digemari para turis asing penyuka olahraga surfing atau yang hanya ingin nongkrong aja. Oleh karena itu, Pantai Uluwatu kurang cocok sebagai tempat wisata keluarga. Ombaknya yang terlalu besar dikhawatirkan dapat membahayakan anak-anak. Di samping itu, di Pantai Uluwatu juga belum tersedia fasilitas yang ‘ramah’ turis seperti di pantai-pantai lainnya.
Melipir ke Pura Uluwatu dijaga pasukan kera
Bukan cuma pantai yang bisa kamu nikmati keindahannya di Pantai Uluwatu, travelers. Dengan atau berkendara sekitar 3 km menuju ke bukit karang yang ada di atas Pantai Uluwatu dan di sana kamu bisa melihat keindahan pantai dari sudut pandang yang lebih menakjubkan.
Di ujung jalan kamu akan menemukan sebuah pura suci berdiri dengan anggun di ujung bukit karang yang menjorok ke laut. Pura yang diberi nama Pura Luhur Uluwatu juga lebih populer dengan sebutan Pura Uluwatu didirikan oleh Empu Kuturan di abad 11 dan dianggap sebagai Pura Sad Kayangan, atau penyangga dari 9 mata angin.
Letak Pura Luhur Ulawatu diyakini berhadap-hadapan dengan pura-pura suci lain di Bali, yaitu Pura Andakasa, Pura Batur dan Pura Besakih. Dan ini membuatnya dituju banyak orang yang ingin mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa untuk mencari jawaban atas masalah yang sedang dihadapinya. Beda dengan pura-pura lain yang tertutup buat turis, kamu boleh masuk ke dalam pura setelah mengganti bajumu dengan kain panjang dan sabuk khas Bali.
Saat berkunjung ke Pura Uluwatu, nggak usah bawa benda berharga apa-apa, termasuk topi dan kacamata, kecuali kalo kamu berniat memberikannya ke monyet-monyet liar yang berkeliaran di sekitar pura. Monyet-monyet di Pura Uluwatu ini memang agak nakal, travelers. Usil dan lincah, persis kayak pasukan kera Sun Go Kong. Masyarakat setempat percaya bahwa pasukan kera ini adalah penunggu Pura Uluwatu, jadi mereka enggak diusir atau diungsikan meski banyak turis yang mengeluhkan kenakalan para monyet ini.
Tapi nggak usah khawatir, travelers. Kalo lagi beruntung kamu bisa menikmati suguhan Tari Kecak yang fenomenal di Pura Uluwatu, atau mengamati prosesi ibadah umat Hindu yang mungkin belum banyak kamu ketahui. Tapi sebaiknya jangan membuat keributan ya, karena akan mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang beribadah.
Ingin melihat pemandangan yang super cantik luar biasa? Coba berjalan ke bagian ujung Pura Uluwatu dan di sini kamu pasti menahan nafas kalo melihat ke sekelilingmu. Pura Uluwatu berdiri di sebuah tebing karang yang tingginya sekitar 97 meter dari laut di bawahnya. Pemandangan di bawah emang cantik banget, laut berwarna biru kehijauan, angin laut yang sejuk dan suara ombak yang memukul-mukul pantai seperti membuatmu merasa kecil di tengah alam semesta, sekaligus merasa dekat dengan Sang Pencipta.
Momen paling tepat ke Pura Uluwatu adalah sore hari menjelang jam 4 sore, supaya kamu bisa menjadi saksi hidup matahari terbenam alias sunset, suatu fenomena alam yang mungkin akan jadi terbaik dari semua sunset yang pernah kamu lihat, dengan latar belakang pura dan Pantai Uluwatu yang super cantik, kadang dilengkapi pula dengan kera-kera yang ikut ‘memperindah’ sunsetnya.